Masa Usia 3 Tahun, Saat Anak Mulai Merasa Takut
Setiap tahap perkembangan anak memiliki cerita unik dan tantangan tersendiri. Pada usia 3 tahun, anak mulai lebih peka terhadap lingkungan sekitarnya. Ia juga mulai mengembangkan imajinasi yang luas dan memahami perasaan. Namun, pada masa ini, anak bisa merasa takut terhadap berbagai hal yang tampak biasa bagi orang dewasa.
Rasa takut adalah bagian alami dari perkembangan anak. Namun, penting bagi orang tua untuk memahami penyebabnya agar dapat memberikan dukungan yang tepat. Dengan begitu, anak akan merasa aman, tenang, dan percaya diri dalam menghadapi dunia di sekitarnya. Berikut beberapa hal yang sering membuat anak usia 3 tahun merasa takut dan gelisah:
1. Ketakutan saat Terpisah dari Orang Tua
Pada usia ini, anak sedang belajar membangun rasa percaya pada orang-orang di sekitarnya. Ketika harus berpisah dengan Mama dan Papa, ia bisa merasa takut atau khawatir. Perasaan ini muncul karena anak belum sepenuhnya yakin bahwa orangtuanya akan kembali.
Untuk membantu si Kecil, orang tua bisa memberikan penjelasan secara perlahan. Katakan dengan lembut bahwa Mama dan Papa hanya pergi sebentar dan pasti kembali. Konsistensi sangat penting agar anak merasa aman dan belajar untuk percaya.
2. Ketakutan saat Orang Tua Marah
Ketika Mama marah, anak bisa merasa sangat takut. Ia belum bisa memahami alasan Mama marah, sehingga hanya merasakan suara keras dan ekspresi wajah yang menegangkan. Dalam hatinya, anak bisa bertanya, “Apakah Mama marah sama aku?” atau “Apakah Mama tidak sayang aku lagi?”
Saat Mama marah, sebaiknya tenangkan diri terlebih dahulu sebelum menegur anak. Gunakan suara lembut dan kalimat sederhana agar anak tetap merasa aman. Dengan demikian, anak akan belajar bahwa marah bukan berarti berhenti disayangi, melainkan cara Mama mengajarkan sesuatu yang benar.
3. Takut Ada yang Bersembunyi di Bawah Tempat Tidur
Imajinasi anak berkembang pesat pada usia ini. Hal-hal sederhana seperti kolong tempat tidur yang gelap bisa ia bayangkan sebagai tempat bersembunyi sosok menakutkan. Untuk membantu, ajak anak melihat bersama bahwa kolong tempat tidur kosong. Menyalakan lampu tidur kecil juga bisa mengurangi ketakutan akibat bayangan.
4. Khawatir Menghadapi Hal Baru
Anak usia 3 tahun biasanya merasa paling aman dengan rutinitas yang sudah dikenal. Saat menghadapi hal baru seperti bermain di tempat asing atau bertemu orang baru, ia bisa merasa ragu dan cemas. Orang tua bisa membantu dengan mengenalkan hal baru secara perlahan dan santai. Ajak anak berbicara tentang apa yang akan ia hadapi, lalu dampingi saat ia mencoba. Pujian kecil setiap kali ia berani akan meningkatkan rasa percaya dirinya.
5. Takut Melihat Badut
Bentuk kostum besar seperti badut atau maskot sering terlihat menyeramkan bagi anak. Wajah tertutup topeng dan gerakan yang tidak biasa membuat anak sulit mengenali siapa yang ada di baliknya. Jelaskan pada anak bahwa di balik kostum itu ada orang biasa yang ingin menghibur. Biarkan anak melihat dari jarak aman tanpa dipaksa mendekat.
6. Takut pada Kegelapan
Kegelapan sering membuat anak merasa takut dan tidak nyaman. Bayangan di sudut kamar atau kolong tempat tidur bisa terlihat menakutkan. Untuk membantu, salakan lampu tidur kecil agar kamar tidak terlalu gelap. Ajak anak melihat bersama bahwa tidak ada apa-apa di sekitarnya, lalu tenangkan dengan pelukan atau cerita singkat.
7. Takut Akibat Mimpi Buruk
Mimpi buruk sering dialami anak karena otaknya sedang berkembang. Bayangan monster, hewan buas, atau kejadian aneh dalam mimpi bisa terasa sangat nyata. Tenangkan anak dengan pelukan, dengarkan ceritanya, lalu yakinkan bahwa mimpi itu tidak nyata. Jika mimpi buruk sering muncul, buat rutinitas sebelum tidur yang menenangkan seperti membaca dongeng atau memutar musik lembut.
8. Enggan Mandi karena Rasa Takut
Beberapa anak merasa takut saat mandi karena sensasi baru yang mereka rasakan. Air yang terkena kulit atau cipratan tiba-tiba bisa terasa mengejutkan. Sabun yang masuk ke mata atau rasa licin di tubuh juga bisa membuat anak enggan mandi. Buat mandi menjadi kegiatan menyenangkan dengan air hangat, mainan, dan temani anak sambil bernyanyi. Dengan cara ini, anak akan belajar bahwa mandi bukan hal menakutkan.
Dengan memahami penyebab ketakutan anak, orang tua dapat memberikan dukungan yang tepat agar anak merasa aman dan percaya diri. Setiap anak unik, jadi penting untuk memperhatikan kebutuhan dan emosinya secara individu.


