Pameran Batik UMKM Desa Jarum Klaten Berlangsung Tiga Hari Tiga Malam

Posted on

Pameran Produk Unggulan UMKM di Desa Jarum Klaten

Pemerintah Desa Jarum, yang berada di Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menggelar pameran produk unggulan UMKM dengan tema Jarum Fair 2025. Acara ini digelar pada hari Kamis (21/8/2025) di Joglo Mojoarum Desa Jarum dan menjadi pembukaan dari Desa Morfoser Klaten Summit 4.

Pameran UMKM dan Desa Morfoser Klaten Summer 4 secara simbolis dibuka oleh Wakil Bupati Klaten, Benny Indra Ardhianto. Kepala Desa Jarum, Iswanta, menjelaskan bahwa acara tahunan ini bertujuan untuk memperingati bersih desa, HUT ke-95 Desa Jarum, HUT ke-80 RI, serta Hari Jadi ke-221 Klaten.

Rangkaian kegiatan Jarum Fair 2025 akan berlangsung selama tiga hari tiga malam, mulai dari Kamis hingga Sabtu (21–23/8/2025). Berbagai aktivitas akan dimeriahkan, seperti pameran UMKM, pengajian, jalan sehat, kesenian jatilan, tari-tarian, ketoprak, hingga pagelaran wayangan.

Produk Asli UMKM Desa Jarum

Iswanta menyampaikan bahwa sekitar 98 persen produk yang dipamerkan dalam gelaran tersebut adalah hasil karya UMKM Desa Jarum. Mayoritas produknya berupa batik, termasuk batik cap, tulis asli, printing, warna alam, dengan media kain, kayu, bahkan payung.

Desa Jarum merupakan salah satu sentra perajin batik di Kabupaten Klaten. Bahkan, menjadi salah satu desa penghasil batik tulis terbesar di wilayah Solo Raya. Batik tulis yang diproduksi warga Desa Jarum terkenal menggunakan bahan pewarna alami seperti secang, talas, mengkudu, dan mahoni.

Iswanta menjelaskan bahwa dulu, batik di sini dikenal sebagai Batik Purwanti. Seiring perkembangan zaman dan motivasi dari pemerintah desa, masyarakat mulai memproduksi batik sendiri. Saat ini, terdapat 30 juragan (pengusaha) batik yang beroperasi di desa ini.

30 UMKM yang Ikut Berpartisipasi

Sekretaris Desa (Sekdes) Jarum, Suyanto, menambahkan bahwa total ada sebanyak 30 stan UMKM yang memamerkan produk unggulan dalam gelaran Jarum Fair 2025. Selain itu, terdapat 13–15 stan kuliner dari warga sekitar yang turut memeriahkan acara tersebut.

Menurut Suyanto, kondisi daya beli masyarakat saat ini agak menurun. Oleh karena itu, Pemdes Jarum berinovasi dengan mengadakan pameran produk agar UMKM tidak hanya menunggu pasar atau rezeki.

Selain batik, produk UMKM unggulan di Desa Jarum meliputi handicraft (kerajinan tangan), cobek batu (layah), perlengkapan pembuatan jamu, mebel maker gerobak angkringan, gerobak bakso, hingga kuliner angkringan.

Pengembangan Industri Batik Pasca-Pandemi

Suyanto menyebutkan bahwa setelah pandemi Covid-19, industri batik di Desa Jarum justru meningkat. Sebelum pandemi, terdapat sekitar 50 pengrajin batik di desa ini. Setelah pandemi berakhir, jumlah usaha batik berkembang menjadi 65–70 pengrajin.

Peningkatan ini didorong oleh munculnya kelompok-kelompok baru, seperti Cibori untuk kelengkapan batik, Ecoprint, dan Lurik. Masyarakat kini dapat bergerak secara mandiri untuk mempertahankan hidupnya.

Pangsa Pasar yang Menyebar

Terkait pangsa pasar, Suyanto menyampaikan bahwa semua pengrajin batik di Desa Jarum memiliki pangsa pasar masing-masing. Beberapa perajin rutin mendistribusikan produknya ke berbagai wilayah Indonesia. Bahkan, beberapa produk batik telah diekspor ke luar negeri, seperti Amerika, Malaysia, Swiss, Australia, Korea, dan Jepang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *