Alasan Membuat Rangga & Cinta
Sutradara film Rangga & Cinta, Riri Riza dan produser Mira Lesmana mengungkapkan alasan di balik pembuatan versi rebirth dari Ada Apa Dengan Cinta? (2002) yang akan tayang di bioskop seluruh Indonesia pada 2 Oktober mendatang. Film ini dibuat dengan dasar untuk menjaga warisan dari film sebelumnya, sekaligus memberikan nuansa baru dalam dunia perfilman remaja.
Riri Riza menyatakan bahwa Ada Apa Dengan Cinta? memiliki tempat khusus dalam kariernya dan perusahaan Miles Films. Meskipun film pertamanya adalah Petualangan Sherina (2000), namun AADC justru menjadi film yang sangat disambut oleh publik. “Sehingga menjadi sebuah IP yang harus dijaga. Setelah AADC 2 ini jadi fenomena yang makin kuat bagi kami,” ujarnya.
Setelah AADC, Miles Films berhasil membuat film yang menantang konvensi film populer seperti Gie (2005), Garasi (2006), dan 3 Hari untuk Selamanya (2007). Menurut Riri, AADC bukan hanya sebuah aset, tetapi juga merepresentasikan sebuah generasi. Namun, ia melihat potensi film ini untuk menjadi sesuatu yang baru. “Ini bisa menjadi sesuatu yang memberikan warna khusus kepada dunia film remaja. Kalau bicara film remaja sekarang, yang paling utama adalah kami akan bekerja dengan pemain-pemain baru,” katanya.
Genre Film Musikal
Alasan utama memilih genre film musikal adalah karena karakter-karakter seperti Cinta, Rangga, Alya, Maura, Carmen, dan Mili memiliki kekhasan yang bisa dinyatakan melalui lagu dan musik. “Mereka bisa semuanya menampilkan perasaannya lewat lagu, lewat musik. Itu mungkin yang menjadi alasan paling utama,” ujar Riri.
Selain itu, Miles Films sukses dengan film musikal Petualangan Sherina 2 (2023). Bagi Riri, film musikal maupun pementasan musikal punya tempat istimewa dalam hidupnya. “Kami ngefans banget dengan musikal baik itu pertunjukan maupun film gitu. Itu satu bentuk film yang buat kami selalu istimewa,” tuturnya.
Proses Casting Pemain
Proses casting pemain dilakukan selama tujuh bulan dengan latihan selama empat bulan. Riri menjelaskan bahwa pencarian pemain tidak hanya berdasarkan bakat dan kemampuan akting, tetapi juga kemampuan menyanyi. “Audisinya agak berlapis-lapis,” katanya.
Mira Lesmana menambahkan bahwa mereka mencari aura dari pemeran sebelumnya di AADC. “Leya itu punya aura Cinta, Daniela Tumiwa itu punya aura Carmen, Rangga misalnya El Putra pun sangat berbeda dengan Nicolas Saputra, tapi punya aura Rangga begitu,” ujarnya.
Mira menjelaskan bahwa kemiripan yang dicari bukan hanya dari fisik, tetapi juga gerak-gerik, suara, dan mimik wajah. “Banyak orang bilang, ‘Ih Leya ini Cinta banget misalnya, ih El Rangga banget.’ Kayaknya yang diulang memang bukan wajah tapi aura tadi,” katanya.
Pemilihan Pemain Secara Komprehensif
Proses pemilihan pemain dilakukan melalui pengumuman online, serta pencarian oleh tim pemilihan peran dari komunitas tari hingga vokal. “Ketika sudah terkumpul, kami bersama-sama menyeleksi. Ada tim kami dulu dari talent department yang menyeleksi, lalu yang terseleksi sudah daftar pendek kami lihat lagi, lalu kami kerucutkan lagi sama-sama,” ujar Mira.
Setelah itu, masih ada proses koordinasi dengan Melly Goeslaw dan Anto Hoed untuk mendengar suara pemeran. “Karena kadang-kadang kami sudah oke, tapi mereka bilang suaranya belum tepat. Jadi memang panjang, kami berulang-ulang,” tambahnya.
Daftar Pemain Utama
Beberapa nama yang terlibat dalam film ini antara lain: Leya Princy sebagai Cinta, El Putra sebagai Rangga, Jasmine Nadya sebagai Alya, Kyandra Sembel sebagai Maura, Katyana Mawira sebagai Milly, Daniella Tumiwa sebagai Carmen, Rafly Altama sebagai Mamet, dan Rafi Sudirman sebagai Borne.


