Pergeseran Dunia Kerja di Era Kecerdasan Buatan
Di tengah perkembangan pesat kecerdasan buatan (AI), sejumlah pekerjaan yang selama ini dianggap biasa mulai terancam. AI kini tidak hanya menjadi alat bantu, tetapi juga mulai menggantikan peran manusia dalam berbagai bidang. Perusahaan besar seperti OpenAI, Amazon, dan Google telah memanfaatkan AI untuk tugas-tugas coding, sementara pekerjaan sederhana berbasis teknologi mulai digantikan oleh robot.
Sementara itu, Microsoft merilis laporan bahwa beberapa pekerjaan akan tetap bertahan meski AI berkembang. Sebagian besar dari mereka adalah pekerjaan dengan keterampilan teknis, termasuk pekerjaan kasar (blue collar jobs) dibandingkan pekerjaan kantoran (white collar jobs). Beberapa contohnya adalah asisten perawat, insinyur kapal, jasa reparasi, pengelola bahan berbahaya, dan operator pabrik. Pekerjaan semacam ini masih membutuhkan tenaga manusia karena memerlukan interaksi langsung dan kemampuan manual.
Selain itu, Indonesia diproyeksikan membutuhkan sekitar 4,4 juta tenaga kerja di bidang green jobs. Ini mencakup sektor ketenagalistrikan, energi terbarukan, konversi energi, migas, serta geologi mineral dan batubara. Dengan proyeksi ini, banyak jurusan kuliah bisa menjadi pilihan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja masa depan.
Jurusan Saintek yang Masih Relevan
Banyak pekerjaan yang disebutkan dalam laporan tersebut berada di ranah saintek. Berikut beberapa jurusan yang bisa dipertimbangkan:
-
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Jurusan ini akan tetap relevan karena kebutuhan tenaga medis yang tak pernah surut. Misalnya, permintaan perawat diperkirakan tumbuh hingga 46 persen pada tahun 2031. Empati dan keterampilan manusia dalam perawatan pasien sulit digantikan oleh robot. -
Teknik Lingkungan
Dengan peningkatan kebutuhan green jobs, jurusan ini sangat penting. Teknik lingkungan membantu mengelola sumber daya alam dan mengembangkan teknologi ramah lingkungan. Ini sejalan dengan prediksi Microsoft tentang minimnya pengaruh AI pada pekerjaan pengelolaan bahan berbahaya. -
Teknik Elektro
Lulusan teknik elektro bisa bekerja di industri kendaraan listrik, manufaktur, atau teknologi lainnya. Jurusan ini cocok untuk masa depan yang membutuhkan tenaga terampil dan pengembangan energi terbarukan. -
Teknik Kelautan dan Perkapalan
Prospek kerjanya luas, mulai dari infrastruktur minyak bumi hingga transportasi laut. Insinyur kapal juga diprediksi tidak terpengaruh besar oleh AI. -
Bioteknologi
Bioteknologi menjadi salah satu bidang yang sangat relevan, terutama dalam mengatasi masalah krisis pangan dan energi terbarukan. Ahli biologi dinilai tidak akan tergantikan oleh AI.
Jurusan Soshum yang Tetap Aman
Meskipun sebagian besar pekerjaan yang disebutkan berada di bidang saintek, jurusan soshum juga memiliki peluang di era AI. Berikut beberapa jurusan yang aman:
-
Hukum
Hukum menuntut objektivitas dan keadilan, sehingga penggunaan AI dalam praktik hukum sering kali dianggap tidak tepat. Rata-rata responden merasa bahwa AI tidak layak mewakili klien di pengadilan. -
Psikologi
Meskipun AI digunakan untuk konsultasi kesehatan mental, psikologi manusia tetap penting karena empati dan keterampilan unik yang dimiliki. AI tidak mampu menangani masalah mental secara mendalam.
Dengan perkembangan teknologi yang cepat, pemilihan jurusan kuliah menjadi penting. Jurusan-jurusan yang relevan dengan kebutuhan masa depan dapat menjadi pilihan yang strategis. Dengan mempertimbangkan tren dan kebutuhan pasar kerja, calon mahasiswa dapat memilih jalur yang sesuai dengan minat dan bakat mereka.


