Hari ke-1.277 Perang Rusia-Ukraina: Agenda Pertemuan Zelensky-Putin Belum Siap

Posted on

Perang Rusia-Ukraina Memasuki Hari Ke-1.277, Tegangan Geopolitik Terus Berlanjut

Perang antara Rusia dan Ukraina telah memasuki hari ke-1.277 pada Sabtu (23/8/2025), yang menunjukkan bahwa konflik ini masih berlangsung dengan intensitas tinggi. Ketegangan geopolitik terus meningkat, dan upaya untuk mencapai perdamaian belum menunjukkan hasil signifikan. Dalam situasi ini, berbagai pihak mulai mengambil langkah-langkah tegas, baik dalam bentuk ancaman sanksi maupun diplomasi.

Ancaman Sanksi dari Donald Trump

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menyampaikan ancaman terhadap Rusia jika tidak ada kemajuan dalam penyelesaian konflik di Ukraina dalam waktu dua minggu. Pernyataan ini muncul seminggu setelah pertemuan antara Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska. Trump menegaskan bahwa keputusan akan diambil, baik itu berupa sanksi besar atau tarif yang ketat, atau bahkan tidak melakukan apa pun.

Trump juga menyampaikan kekecewaannya atas serangan Rusia terhadap sebuah pabrik Amerika di Ukraina, yang menyebabkan kebakaran dan melukai beberapa karyawan. Ia menilai tindakan tersebut sebagai tindakan yang tidak bertanggung jawab dan dapat memperburuk situasi.

Pertemuan Trump dan Putin di Alaska

Dalam acara Gedung Putih pada hari yang sama, Trump menunjukkan foto pertemuannya dengan Putin di karpet merah Alaska. Menurut Trump, Putin ingin hadir dalam turnamen sepak bola Piala Dunia 2026 di Amerika Serikat. Trump menyatakan bahwa ia siap menandatangani undangan tersebut, namun hal ini masih bergantung pada perkembangan situasi global.

Pertemuan antara Trump dan Putin berlangsung selama tiga jam, meskipun tidak menghasilkan kesepakatan konkret. Trump menyebut pembicaraan tersebut sebagai “produktif”, sementara Putin mengklaim telah mencapai kesepakatan. Namun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengecam pertemuan ini karena tidak melibatkan pihak Ukraina.

Setelah pertemuan di Alaska, Trump kemudian bertemu dengan Zelensky pada 18 Agustus 2025. Meski belum ada terobosan, pertemuan ini membuka peluang diplomasi baru di tengah ketegangan global.

Zelensky Mengkritik Upaya Rusia Mencegah Pertemuan

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Rusia melakukan segala cara untuk mencegah pertemuan langsung antara dirinya dan Putin. Ia menilai pertemuan tersebut sebagai satu-satunya jalan untuk menegosiasikan akhir perang. Zelensky menegaskan bahwa Rusia berusaha mengulur waktu dan tidak ingin mengakhiri konflik.

“Pertemuan itu adalah salah satu komponen dari cara untuk mengakhiri perang. Dan karena mereka tidak ingin mengakhirinya, mereka akan mencari ruang untuk menghindarinya,” kata Zelensky dalam konferensi pers di Kyiv bersama Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte.

Lavrov: Agenda Pertemuan Belum Siap

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada agenda yang siap untuk pertemuan puncak antara Putin dan Zelensky. Lavrov menegaskan bahwa Putin siap bertemu dengan Zelensky ketika agenda pertemuan tersebut sudah siap. Namun, sampai sekarang, agenda tersebut belum tersusun.

Lavrov, yang menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Rusia sejak 9 Maret 2004, merupakan diplomat dengan masa jabatan terlama di Rusia sejak era Soviet. Ia lahir di Moskow pada 21 Maret 1950 dan merupakan lulusan Institut Hubungan Internasional Negeri Moskow (MGIMO). Lavrov dikenal sebagai diplomat klasik abad ke-20 dengan gaya negosiasi yang tegas dan profesional.

Putin Puji Kepemimpinan Trump

Presiden Rusia Vladimir Putin memuji kualitas kepemimpinan Donald Trump dalam kunjungannya ke pusat penelitian nuklir pada hari Jumat (22/8/2025). Putin menyatakan bahwa kedatangan Trump memberikan harapan baru bagi situasi global. Ia menambahkan bahwa pertemuan di Alaska berlangsung sangat baik, bermakna, dan jujur.

Perang Rusia-Ukraina telah menjadi konflik yang kompleks, bukan hanya soal wilayah dan kekuasaan, tetapi juga tentang narasi, legitimasi, dan masa depan tatanan internasional. Di hari ke-1.277, dunia menyaksikan bahwa akar konflik masih dalam dan jalan menuju perdamaian masih panjang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *