Perbedaan Antara Paintless Dent Repair dan Ketok Magic dalam Perbaikan Bodi Mobil
Dalam dunia perbaikan kendaraan, terdapat dua metode yang sering digunakan untuk mengatasi kerusakan pada bodi mobil. Kedua metode ini adalah Paintless Dent Repair (PDR) dan ketok magic. Meskipun tujuan keduanya sama, yaitu merapikan bodi mobil yang penyok, teknik pengerjaan serta hasil akhirnya bisa berbeda tergantung kondisi kendaraan. Oleh karena itu, pemilik mobil perlu memahami perbedaan antara kedua metode tersebut agar dapat memilih yang paling sesuai dengan kebutuhan.
Ketok Magic: Metode Tradisional dengan Hasil yang Lebih Terlihat
Ketok magic merupakan metode yang umum digunakan oleh bengkel-bengkel tradisional. Teknik ini dilakukan dengan cara mengganjal pelat dari bagian dalam dan menggetoknya dari luar. Proses ini cukup efektif, tetapi sering kali memerlukan perbaikan tambahan untuk mendapatkan hasil akhir yang diinginkan.
Menurut Arief, pemilik bengkel Arief Jaya Ketok Magic, ketok magic biasanya dilakukan dengan pendempulan dan pengecatan ulang, terutama jika penyok berada di tulang. Hal ini disebabkan karena cat bisa mengelupas akibat proses penggetokan. “Jika penyok berada di area yang sulit, maka diperlukan pengecatan ulang agar hasilnya lebih rapi,” ujarnya.
Meski proses ini cukup efisien, namun waktu yang dibutuhkan bisa lebih lama, terutama jika kerusakan cukup besar. Selain itu, hasil akhirnya juga cenderung lebih terlihat karena adanya perubahan warna atau tekstur cat.
Paintless Dent Repair: Teknik Modern untuk Hasil Sempurna
Berbeda dengan ketok magic, Paintless Dent Repair (PDR) menggunakan metode yang lebih halus dan modern. Proses perbaikan ini dilakukan dengan cara “urut” dari dalam panel menggunakan stik khusus tanpa menggetok dari luar. Dengan teknik ini, bodi mobil dapat kembali seperti semula tanpa menghilangkan warna asli atau mempengaruhi cat.
Menurut Edy, teknisi PDR Plus di Cengkareng, Jakarta Barat, ada beberapa metode umum yang digunakan dalam proses PDR. “Metode pertama adalah penarikan. Setelah penarikan dilakukan, penyoknya belum benar-benar stabil, jadi hanya meringankan. Setelah itu kita sedot atau tarik lagi, lalu pengangkatan dari dalam atau lewat lubang air dan lubang kabel. Kemudian baru finishing,” ujarnya.
Tahap akhir dari proses PDR adalah penurunan atau penyeimbangan panel agar hasil perbaikan terlihat rapi. “Kalau kita habis angkat dari dalam, biasanya muncul kayak pori-pori lembut. Nah, di situ kita sesuaikan kembali dengan cara mengetok supaya rata,” tambah Edy.
Keterbatasan dan Keunggulan Masing-Masing Metode
Meskipun PDR terkesan lebih modern, metode ini memiliki keterbatasan. PDR hanya bisa diterapkan pada penyok ringan hingga sedang dengan cat yang masih orisinal dan tidak baret. Jika cat sudah rusak, PDR tidak bisa menjadi solusi utama.
Sementara itu, ketok magic dapat tetap digunakan meski cat sudah terkelupas, meskipun proses perbaikannya akan lebih panjang karena memerlukan pendempulan dan pengecatan ulang. “PDR hanya bisa untuk merapikan penyok ringan seperti bodi tersenggol motor, pintu terbentur sesuatu, dan lainnya. Dia hanya dicongkel saja sehingga pengerjaan lebih cepat, bahkan kurang dari satu jam,” jelas Arief.
“Sedangkan kalau penyoknya besar dan parah hingga merusak lapisan cat, harus menggunakan ketok magic. Waktu perbaikannya sedikit lebih lama tergantung pada besaran dan titik penyok, sekitar 1-2 jam,” imbuhnya.
Dengan memahami perbedaan antara Paintless Dent Repair dan ketok magic, pemilik kendaraan dapat menentukan metode yang paling sesuai untuk memperbaiki bodi mobil mereka. Pemilihan metode yang tepat akan memastikan hasil perbaikan yang optimal dan tahan lama.


