Kemerdekaan Finansial, Impian yang Masih Jauh Dicapai
Kemerdekaan Indonesia memang selalu dirayakan setiap tahun dengan penuh semangat. Namun, di usia yang ke-80 tahun ini, makna kemerdekaan tidak hanya terbatas pada perayaan tradisional seperti mengenakan kostum merah putih atau berpartisipasi dalam lomba balap karung. Di tengah masyarakat modern, kemerdekaan finansial mulai menjadi bagian dari makna kemerdekaan yang lebih luas.
Banyak generasi milenial dan Gen Z masih merasa jauh dari mencapai kemerdekaan finansial. Bahkan, untuk melunasi cicilan saja, mereka seringkali harus mengorbankan tabungan yang sudah disisihkan. Hal ini dialami oleh Erlinda, seorang pekerja swasta di Jakarta. Ia mengakui bahwa dirinya belum bisa dikatakan merdeka secara finansial. Meskipun ia sudah mulai menyisihkan gaji untuk menabung, namun jumlahnya masih sangat sedikit.
Selain Erlinda, Rara, seorang mahasiswa di Yogyakarta, juga merasa jauh dari kemerdekaan finansial. Dirinya masih bergantung pada uang saku dari orang tua untuk memenuhi kebutuhan kuliah dan kos. Meski menerima uang saku senilai Rp 250 ribu per minggu, ia mengakui bahwa pengeluarannya terus meningkat, terutama karena tinggal di luar kota.
Definisi Merdeka Finansial Menurut Generasi Muda
Menurut Rara, merdeka finansial adalah ketika seseorang mampu mengelola uang dengan baik dan memiliki dana yang cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Bagi anak rantau seperti dirinya, dana tersebut penting untuk membayar biaya kuliah, kos, serta kebutuhan mendesak lainnya. Ia berharap bisa menyisihkan uang saku mingguannya sebagai dana darurat.
Rara berencana memperjuangkan kemerdekaan finansial secara bertahap setelah lulus kuliah. Ia ingin langsung bekerja dan mulai menabung dari gaji bulanan. Tujuannya adalah untuk membeli aset investasi, seperti tanah, serta mengajak orang tuanya berkeliling dunia.
Ia menargetkan bisa mencapai kemerdekaan finansial pada usia 40 tahun. Dengan rencana kerja keras dari usia 21 hingga 30 tahun, kemudian menjalin hubungan dengan pasangan dan fokus pada karier hingga usia 40 tahun, Rara berharap bisa meraih impian tersebut.
Pandangan Erlinda tentang Merdeka Finansial
Erlinda, yang lahir pada tahun 1996, memiliki pandangan berbeda tentang kemerdekaan finansial. Menurutnya, seseorang dianggap merdeka finansial jika mampu memenuhi kebutuhan sendiri tanpa terbebani cicilan. Selain itu, dana untuk keluarga tidak lagi menjadi beban.
Bagi Erlinda, merdeka finansial juga berarti memiliki alokasi dana pensiun yang terjamin. Saat ini, ia masih fokus pada tabungan darurat, yaitu dana yang cukup untuk enam bulan pengeluaran. Namun, ia mengakui bahwa hal tersebut belum cukup untuk mencapai kemerdekaan finansial.
Erlinda mengungkapkan bahwa dirinya belum masuk kategori merdeka finansial meskipun sudah mulai menabung. Ia masih perlu meningkatkan pengelolaan keuangannya agar bisa mencapai target yang diinginkan. Dengan kesadaran akan pentingnya tabungan dan investasi, ia berkomitmen untuk terus belajar dan berjuang demi masa depan yang lebih stabil.
Tantangan dan Harapan untuk Masa Depan
Baik Erlinda maupun Rara menunjukkan bahwa kemerdekaan finansial bukanlah tujuan akhir, tetapi proses yang membutuhkan kesadaran, disiplin, dan perencanaan yang matang. Meskipun masih jauh dari tujuan tersebut, keduanya tetap optimis dan berkomitmen untuk terus berusaha. Dengan langkah-langkah kecil yang dilakukan setiap hari, harapan untuk meraih kemerdekaan finansial semakin dekat.


