Bacaan Liturgi Hari Ini, Minggu 17 Agustus 2025
Pada hari ini, Minggu 17 Agustus 2025, umat Katolik merayakan Pesta Fakultatif Santo Hyasintus, Pengaku Iman, sekaligus memperingati hari raya kemerdekaan Republik Indonesia. Warna liturgi yang digunakan pada hari ini adalah putih, simbol dari kebersihan dan kebenaran.
Berikut adalah bacaan-bacaan liturgi yang disiapkan untuk perayaan hari ini:
Bacaan Pertama: Kitab Sirakh (Sir 10:1-8)
- Sir 10:1
Pemerintah yang bijak mengawasi ketertiban rakyatnya, sedangkan pemerintahan orang arif adalah teratur. - Sir 10:2
Seperti penguasa bangsa demikian pula para pegawainya, dan seperti pemerintah kota demikian pula penduduknya. - Sir 10:3
Raja yang tidak terdidik membinasakan rakyatnya, tetapi sebuah kota sejahtera berkat kearifan para pembesarnya. - Sir 10:4
Di tangan Tuhan terletak kuasa atas bumi, dan pada waktunya Dia mengangkat orang yang sesuai untuk memimpin. - Sir 10:5
Di tangan Tuhan juga terletak kemujuran seseorang, dan kepada para pejabat diberikan martabat oleh-Nya. - Sir 10:6
Jangan pernah menaruh benci kepada sesamamu meskipun ada kesalahannya, dan jangan bertindak karena nafsu. - Sir 10:7
Kecongkakan dibenci oleh Tuhan maupun manusia, dan bagi keduanya kelaliman adalah dosa. - Sir 10:8
Pemerintahan beralih dari satu bangsa ke bangsa lain akibat kelaliman, kekerasan, dan uang.
Mazmur Tanggapan: Mzm 101:1a, 2ac, 3a, 6-7
- Mzm 101:1
Aku hendak menyanyikan kasih setia dan hukum, aku hendak bermazmur bagi-Mu, ya TUHAN. - Mzm 101:2
Aku hendak memperhatikan hidup yang tidak bercela: Bilakah Engkau datang kepadaku? Aku hendak hidup dalam ketulusan hatiku di dalam rumahku. - Mzm 101:3
Tiada kutaruh di depan mataku perkara dursila; perbuatan murtad aku benci, itu takkan melekat padaku. - Mzm 101:6
Mataku tertuju kepada orang-orang setia di negeri, supaya mereka diam bersama-sama dengan aku. Orang yang hidup dengan cara yang tak bercela, akan melayani aku. - Mzm 101:7
Orang yang melakukan tipu daya tidak akan diam di dalam rumahku, orang yang berbicara dusta tidak akan tegak di depan mataku.
Bacaan Kedua: Surat Petrus Pertama (1Ptr 2:13-17)
- 1Ptr 2:13
Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi, - 1Ptr 2:14
maupun kepada wali-wali yang diutusnya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan menghormati orang-orang yang berbuat baik. - 1Ptr 2:15
Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang yang bodoh. - 1Ptr 2:16
Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah. - 1Ptr 2:17
Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja!
Injil: Matius 22:15-21
- Mat 22:15
Kemudian pergilah orang-orang Farisi; mereka berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. - Mat 22:16
Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama-sama orang-orang Herodian bertanya kepada-Nya: “Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka.” - Mat 22:17
Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?” - Mat 22:18
Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata: “Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik?” - Mat 22:19
Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu.” Mereka membawa suatu dinar kepada-Nya. - Mat 22:20
Maka Ia bertanya kepada mereka: “Gambar dan tulisan siapakah ini?” - Mat 22:21
Jawab mereka: “Gambar dan tulisan Kaisar.” Lalu kata Yesus kepada mereka: “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.”
Santo Hyasintus, Pengaku Iman
Santo Hyasintus lahir tahun 1185 di Breslan, Silesia, Jerman Timur, dari keluarga bangsawan Odrowaz. Setelah menamatkan studinya, ia ditahbiskan menjadi imam. Karya imamatnya dimulai di Katedral Krakau, Polandia. Pada usia 35 tahun, ia bersama adiknya Seslaus menemani uskupnya dalam perjalanan ke Roma.
Kesempatan itu dipakai untuk menemui Santo Dominikus, pendiri ordo Pengkhotbah. Semangat kerasulan dan kemiskinan para biarawan ordo itu sangat mereka kagumi. Pada pertemuan itu, Hyasintus meminta Dominikus agar mengutus beberapa biarawannya untuk mewartakan Injil di Eropa Utara. Permohonan ini tidak dikabulkan karena masalah kekurangan tenaga imam. Secara tak terduga, kedua bersaudara itu meminta Dominikus agar diterima dalam Ordo Pengkhotbah. Dengan senang hati Dominikus menerima kedua bersaudara itu dalam pengakuan ordonya.
Hyasintus bersama Seslaus, meskipun sudah lama bekerja sebagai imam, bersedia menjalani lagi masa novisiat untuk melatih diri dan membentuk diri mengikuti semangat Ordo Pengkhotbah dan semua keutamaan Kristen yang diperjuangkan ordo itu. Setelah mereka mengikrarkan kaul-kaul kebiaraan, Hyasintus dan Seslaus diutus ke Eropa Utara sebagai misionaris Dominikan pertama di wilayah itu.
Sebagai perintis Ordo Pengkhotbah di Eropa Utara, kedua bersaudara itu mengalami banyak hambatan dalam karyanya. Namun Tuhan senantiasa menyertai mereka dengan banyak karunia mukjizat. Mula-mula Hyasintus menjelajahi seluruh wilayah Polandia untuk mewartakan Injil. Ia berhasil mentobatkan banyak orang di semua kota. Selanjutnya ia berkotbah di wilayah-wilayah Jerman, Denmark, Swedia, Austria, dan Rusia sampai ke Laut Hitam. Kehidupannya yang sederhana dan suci menjadi pendukung kuat bagi khotbah-khotbahnya dan hal ini berhasil menarik minat banyak pemuda.
Pemuda-pemuda dengan rela meneladani Hyasintus dibina untuk menjadi imam-imam Dominikan. Untuk itu Hyasintus mendirikan banyak biara Dominikan di berbagai tempat sebagai pusat pendidikan bagi semua muda yang mau menjadi imam dalam Ordo Dominikan.
Dikatakan bahwa Hyasintus sepanjang hidupnya (72 tahun) tidak pernah mengalami sakit, termasuk penyakit ketuaan dan semua penderitaan lain yang disebabkan oleh usia yang sudah lanjut. Ia akhirnya gugur sebagai seorang ksatria Kristus yang memberi kesaksian iman secara luar biasa. Pada tanggal 14 Agustus 1257, ia jatuh sakit dan meninggal pada tanggal 15 Agustus 1257, tepat pada pesta Maria diangkat ke Surga.


