Masih Ada Perang, Ini 5 Pertempuran Setelah Kemerdekaan Indonesia

Posted on

Perlawanan Rakyat Indonesia Pasca-Proklamasi

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang dibacakan pada 17 Agustus 1945, rakyat Indonesia tidak langsung merasa sepenuhnya bebas. Tidak lama setelah proklamasi, pasukan Sekutu yang tergabung dalam Allied Forces Netherland East Indies (AFNEI) serta tentara Belanda (NICA) datang ke Indonesia dengan maksud untuk mengembalikan penguasaan kolonial mereka. Hal ini memicu berbagai pertempuran yang terjadi di beberapa daerah, dan berikut adalah daftar peristiwa penting yang menjadi bagian dari perjuangan kemerdekaan.

Pertempuran Medan Area

Pertempuran Medan Area dimulai pada tanggal 9 Oktober 1945. Di bawah pimpinan T.E.D Kelly, pasukan Inggris bersama NICA tiba di Medan, Sumatra Utara, dengan tujuan mengambil alih pemerintahan. Insiden penting terjadi pada tanggal 13 Oktober 1945 ketika seorang penghuni hotel menginjak-injak lencana merah putih. Akibatnya, Sekutu memberikan ultimatum kepada bangsa Indonesia untuk menyerahkan senjata mereka.

Pada 1 Desember 1945, Sekutu memasang papan “Fixed Boundaries Medan Area” sebagai tanda batas wilayah. Ini dianggap sebagai tantangan bagi para pemuda. Puncaknya pada 10 Desember 1945, Sekutu melancarkan serangan besar-besaran di Kota Medan. Meski akhirnya berhasil menguasai kota tersebut, perlawanan semakin sengit, terutama di Tebing Tinggi pada 10 Agustus 1946.

Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya

Di Surabaya, pertempuran mulai muncul pada bulan Oktober 1945. Pasukan Sekutu dan NICA datang di bawah pimpinan Jenderal A.W.S. Mallaby. Mereka ingin membebaskan tawanan sekutu yang ditahan di Indonesia. Namun, para pemuda Surabaya tidak menghiraukan ultimatum mereka. Semangat mereka meningkat setelah pidato Bung Tomo.

Pertempuran terjadi hingga Brigjen Mallaby tewas di dekat jembatan merah. Kejadian ini memicu penyerangan besar-besaran oleh Sekutu pada 10 November 1945. Diperkirakan 16.000 pejuang Surabaya gugur dalam pertempuran ini, sedangkan jumlah tentara Sekutu yang tewas sekitar 2.000 orang. Untuk mengenang perjuangan ini, 10 November ditetapkan sebagai Hari Pahlawan.

Palagan Ambarawa

Palagan Ambarawa terjadi antara 20 Oktober hingga 15 Desember 1945 di Ambarawa, Jawa Tengah. Pertempuran ini dipicu oleh warga yang marah karena pasukan Sekutu dan NICA mulai mempersenjatai tawanan perang Belanda. Pada 20 November 1945, TKR di bawah pimpinan Mayor Sumarto melawan pasukan Inggris.

Dua hari kemudian, rumah-rumah warga dibom. Pasukan TKR bersama pemuda lain membentuk garis pertahanan sepanjang rel kereta api. Pada 26 November 1945, Letnan Kolonel Isdiman gugur dan digantikan oleh Kolonel Soedirman. Situasi berubah menguntungkan TKR, hingga pada 15 Desember 1945, pasukan Inggris mundur dari Kota Ambarawa.

Bandung Lautan Api

Pada 24 Maret 1946, rakyat dan tentara Indonesia melakukan pembakaran kota Bandung agar tidak dijadikan markas pasukan Sekutu dan NICA. Peristiwa ini dikenal sebagai Bandung Lautan Api. Awalnya, pasukan Sekutu datang pada 12 Oktober 1945, tetapi NICA juga ikut serta dalam upaya menguasai kembali Indonesia.

Pada 27 November 1945, Kolonel MacDonald menyampaikan ultimatum kepada Gubernur Jawa Barat. Karena tidak dihiraukan, beberapa pertempuran terjadi. Akhirnya, A.H. Nasution memerintahkan pembakaran seluruh bangunan di Bandung. Rakyat diungsikan, dan kota itu akhirnya terbakar.

Puputan Margarana

Puputan Margarana terjadi pada 20 November 1946 di Bali. I Gusti Ngurah Rai memimpin perlawanan rakyat Bali melawan pasukan Belanda. Pasukan NICA awalnya mencoba berunding, tetapi ajakan tersebut ditolak. I Gusti Ngurah Rai membentuk Batalyon Ciung Wanara dan mendapatkan dukungan penuh dari rakyat.

Pada 20 November 1946, pasukan Belanda mengepung desa yang menjadi pertahanan rakyat Bali. Meskipun kalah jumlah, I Gusti Ngurah Rai dan pasukannya tidak menyerah. Seluruh pasukan Bali yang kurang dari 100 orang gugur, termasuk I Gusti Ngurah Rai. Belanda juga mengalami kerugian besar. Untuk mengenang peristiwa ini, Tugu Pahlawan Taman Pujaan Bangsa dibangun, dan nama I Gusti Ngurah Rai diabadikan dalam berbagai bentuk.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *