Mitos dan Fakta Tentang MPASI yang Perlu Diketahui Orang Tua
Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) merupakan tahap penting dalam pertumbuhan bayi. Namun, banyak mitos yang beredar mengenai cara pemberian makanan ini. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah menepis beberapa takhayul yang sering dianggap benar oleh masyarakat.
Salah satu mitos yang sering terdengar adalah bahwa bayi tidak boleh diberikan makanan dengan tekstur hingga memiliki gigi. Padahal, menurut IDAI, periode emas untuk bayi belajar mengunyah dan menelan adalah saat mereka mulai menerima MPASI. Dengan demikian, pengenalan tekstur makanan harus dimulai sejak awal pemberian MPASI, bukan menunggu tumbuhnya gigi.
Selain itu, ada mitos lain yang menyebutkan bahwa makanan harus dipapah atau dikunyah oleh orang tua sebelum diberikan kepada bayi. Mitos ini dinilai tidak sesuai dengan standar keamanan dan kebersihan. Ketika makanan dipapah atau dikunyah, ada risiko penularan bakteri atau patogen yang bisa membahayakan kesehatan bayi. Oleh karena itu, makanan yang diberikan harus tetap aman dan higienis.
Mitos lain yang sering dianggap benar adalah larangan pemberian protein hewani pada anak hingga usia 1 tahun. Beberapa orang tua khawatir anak tidak bisa mencerna protein hewani dengan baik. Namun, IDAI menegaskan bahwa protein hewani sangat penting sebagai fondasi nutrisi untuk mencegah stunting. Contoh sumber protein hewani yang baik adalah hati ayam, yang kaya akan vitamin dan mineral, terutama zat besi. Zat besi ini berperan penting dalam mencegah anemia defisiensi zat besi pada anak.
Beberapa mitos lain juga perlu ditepis, seperti pemberian madu kepada bayi baru lahir. Madu tidak boleh diberikan kepada bayi di bawah usia satu tahun karena mengandung bakteri Clostridium Botulinum yang berbahaya. Bakteri ini dapat menyebabkan infant botulism, yang bisa memicu kelemahan otot, kesulitan bernapas, bahkan kematian jika tidak segera ditangani.
Selain itu, ada mitos bahwa makanan padat seperti pisang tidak boleh diberikan kepada bayi di bawah usia enam bulan. Pemberian makanan padat pada bayi yang belum genap enam bulan dilarang karena sistem pencernaan mereka belum sempurna. Jika diberikan makanan yang tidak sesuai usia, bayi berisiko tinggi mengalami diare atau sembelit.
Rekomendasi dari Kementerian Kesehatan adalah pemberian MPASI harus tepat waktu, yaitu saat bayi berusia enam bulan. Pengenalan tekstur makanan harus dimulai secara bertahap, dimulai dari makanan yang lumat lalu ditingkatkan teksturnya sesuai pertumbuhan bayi. Jika pengenalan tekstur terlewat, anak bisa mengalami gangguan kemampuan makan.
Dengan memahami fakta-fakta ini, orang tua dapat memberikan MPASI yang tepat dan aman bagi bayi. Penting untuk selalu memperhatikan rekomendasi dari ahli kesehatan dan menghindari mitos yang tidak berdasar. Dengan demikian, pertumbuhan dan perkembangan bayi dapat optimal.


