Pembentukan Kodam Jambi dan Perubahan Struktur Pertahanan Nasional
Wilayah Jambi akan segera menjadi komando daerah militer (kodam) sendiri. Rencana ini dijadwalkan dimulai pada tahun 2027. Komandan Resor Militer (Danrem) 042 Garuda Putih Jambi, Brigjen Heri Purwanto, menyampaikan bahwa proses pembentukan Kodam wilayah Jambi akan dilakukan secara bertahap sesuai kebutuhan pertahanan wilayah.
“InsyaAllah pada tahun 2027, Jambi akan menjadi kodam. Prosesnya bertahap, sesuai rencana strategis TNI,” ujar Brigjen Heri saat berbicara pada Sabtu (9/8/2025). Meski belum memberikan detail tahapan persiapan yang sudah mencapai mana, ia menegaskan bahwa jika terbentuk, wilayah Jambi tidak lagi menginduk ke Kodam XX Tuanku Imam Bonjol di Sumatera Barat.
Pembentukan Kodam baru di Sumatera merupakan bagian dari program pemerintah pusat dalam penataan ulang sistem pertahanan nasional. Saat ini, Brigjen Heri sedang berada di Batujajar untuk mengikuti acara peresmian enam kodam baru di Indonesia. Dengan adanya Kodam XX Tuanku Imam Bonjol yang bermarkas di Padang, Provinsi Sumatera Barat, maka Korem 042/Gapu Jambi akan resmi beralih, tidak lagi menginduk ke Kodam II/Sriwijaya di Palembang, Provinsi Sumatera Selatan.
Perubahan ini adalah bagian dari upaya pemerintah dalam menata kembali sistem pertahanan negara di Pulau Sumatera. Menurut Brigjen TNI Heri Purwanto, Kodam 20/Tuanku Imam Bonjol nantinya akan membawahi dua Korem, yaitu Korem 032/Wirabraja di Padang dan Korem 042/Gapu di Jambi. Untuk Jambi, tidak ada perubahan secara internal. Hanya saja, komandonya berpindah, dari yang sebelumnya dikendalikan Kodam II/Sriwijaya di Palembang, kini menjadi di bawah Kodam 20/Tuanku Imam Bonjol di Padang.
Pembentukan Kodam 20/Tuanku Imam Bonjol akan diiringi dengan penambahan personel dan perlengkapan di tingkat markas Kodam di Padang. Struktur baru itu meliputi jabatan Pangdam, Asisten Kodam, dan badan pelaksana Kodam. Sementara itu, tidak ada penambahan pasukan atau perlengkapan di Jambi karena penambahan hanya terjadi di Padang sebagai markas Kodam.
Peresmian 6 Kodam dan Satuan Baru
Presiden Prabowo Subianto meresmikan satuan baru dan komando daerah militer yang baru di tubuh Tentara Nasional Indonesia (TNI). Peresmian dilakukan di Lapangan Udara Suparlan, Pusdiklatpassus, Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Minggu (10/8/2025). Upacara tersebut berlangsung secara khidmat, ditandai dengan penekanan sirine oleh Presiden sebagai inspektur upacara, serta tembakan meriam oleh sejumlah pasukan.
Satuan baru yang diresmikan mencakup berbagai matra, termasuk Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Udara. Mulai dari Korps Pasukan Khusus (Kopassus), Marinir, hingga Komando Pasukan Gerakan Cepat (Kopasgat). Selain itu, juga ada Kodam, Kodal, dan Kodau. Presiden menyebutkan jumlah satuan yang diresmikan, termasuk 6 Kodam, 14 Komando Daerah Angkatan Laut, 3 Komando Daerah Angkatan Udara, 1 Komando Operasi Udara, 6 Grup Komando Pasukan Khusus, 20 Brigade Teritorial Pembangunan, 1 Brigade Infanteri Marinir, 1 Resimen Korps Pasukan Gerak Cepat, 100 Batalyon Teritorial Pembangunan, 5 Batalyon Infanteri Marinir, dan 5 Batalyon Komando Korps Pasukan Gerak Cepat.
Enam Kodam Baru yang Diresmikan
Berikut enam Kodam baru yang dikukuhkan:
- Kodam XIX/Tuanku Tambusai – Meliputi wilayah Riau dan Kepulauan Riau.
- Kodam XX/Tuanku Imam Bonjol – Meliputi wilayah Sumatera Barat dan Jambi.
- Kodam XXI/Radin Inten – Meliputi wilayah Lampung dan Bengkulu.
- Kodam XXII/Tambun Bungai – Meliputi wilayah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.
- Kodam XXIII/Palaka Wira – Meliputi wilayah Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat.
- Kodam XXIV/Mandala Trikora – Berpusat di Merauke, Papua Selatan.
Selain Kodam, enam grup Kopassus juga diresmikan, masing-masing bermarkas di Banten, Surakarta (Jawa Tengah), Dumai (Riau), Penajam (Ibu Kota Nusantara), Kendari (Sulawesi Tenggara), dan Timika (Papua Tengah). Markas utama Kopassus tetap berada di Jakarta.
Pentingnya Pembentukan Kodam Baru
Dosen Ilmu Hukum Unja, Dr Dony Yusra Pebrianto, menyatakan bahwa pembentukan Kodam baru sah secara hukum, mengingat situasi pertahanan dunia yang semakin memanas. Ia menilai langkah ini penting dilakukan, karena isu pertahanan memerlukan strategi yang matang.
Fungsi TNI bukan hanya berperang, tetapi juga mendukung program pemerintah yang sejalan dengan pertahanan. Keberadaan Kodam baru akan mempercepat jalur komunikasi militer. Selain itu, agenda ini memerlukan persiapan matang, termasuk infrastruktur, personel, dan penyesuaian wilayah Kodam baru.


