Perilaku Senior Terungkap Saat Korban Koma, Ucapan Pelaku Jadi Sorotan

Posted on

Peristiwa Mengerikan yang Menimpa Prada Lucky Chepril Saputra Namo

Kasus yang menimpa Prada Lucky Chepril Saputra Namo menjadi perhatian besar setelah kejadian penyiksaan yang dilakukan oleh senior-senior di lingkungan militer. Tidak hanya mengalami luka fisik, kondisi Prada Lucky juga disengaja disembunyikan dari keluarganya, sehingga memicu kemarahan dan kesedihan yang mendalam.

Prada Lucky adalah anggota Batalyon Yonif Teritorial Pembangunan/834 Wakanga Mere (Yonif TP/834/WM). Ia merupakan putra seorang prajurit TNI, yaitu Serma Christian Namo. Meski ayahnya berprofesi sebagai tentara, Prada Lucky justru meninggal dalam kondisi mengerikan akibat tindakan tidak manusiawi dari senior-seniornya sendiri.

Tidak hanya mengalami pukulan dan cambukan, Prada Lucky juga dilarikan ke rumah sakit dan harus dipasang ventilator karena kondisinya yang kritis. Namun, hal ini justru tidak diketahui oleh orang tuanya. Awalnya, ibu Prada Lucky, Epi Seprina Mirpey, kesulitan menghubungi anaknya karena ponselnya dipegang oleh atasan langsung, yaitu Pasi Intel.

Setelah beberapa kali mencoba menghubungi, Epi akhirnya bisa berkomunikasi dengan Prada Lucky melalui panggilan suara. Saat itu, suara anaknya terdengar lemah dan tidak seperti biasanya. Ia menyampaikan ucapan salam kepada ibunya dan mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja. Hal ini membuat Epi merasa aneh, meskipun ia masih percaya pada ucapan anaknya.

Beberapa hari kemudian, Epi menerima panggilan video call dari ibu asuh Prada Lucky. Dari sana, ia melihat kondisi anaknya yang babak belur. Prada Lucky akhirnya jujur tentang pengalaman buruk yang dialaminya. Ia mengaku kabur dari batalyon karena dipukuli oleh senior-senior, termasuk Bamak dan Pasi Intel. Ia bahkan menyampaikan permohonan bantuan kepada ibunya.

Setelah itu, Prada Lucky kembali dijemput oleh para seniornya ke batalyon. Epi merasa khawatir karena tahu kondisi anaknya semakin parah. Sayangnya, saat itu ia tidak bisa menghubungi anaknya lagi. Pasi Intel memberikan informasi bahwa Prada Lucky dalam kondisi baik-baik saja, meski sebenarnya anaknya sudah dalam keadaan koma di ICU.

Epi tidak percaya dengan penjelasan tersebut. Ia segera membeli tiket pesawat untuk menemui anaknya. Ketika tiba di rumah sakit, ia melihat kondisi anaknya yang sangat memprihatinkan. Prada Lucky sudah tidak sadar dan membutuhkan ventilator. Saat ibunya datang, ia sempat bergerak dan bereaksi, tetapi kondisinya semakin memburuk.

Dokter menjelaskan bahwa organ tubuh Prada Lucky telah rusak, termasuk ginjal dan paru-paru. Kondisi ini disebabkan oleh cedera yang diderita selama penyiksaan. Tak lama setelah ayahnya tiba di rumah sakit, Prada Lucky meninggal dunia.

Ayah Prada Lucky, Serma Christian Namo, menyatakan niatnya untuk terus mengejar pelaku penyiksaan. Ia menegaskan bahwa tindakan yang dilakukan oleh senior-senior itu tidak dapat diterima dan akan dikejar hingga ke ujung. Ia meminta keadilan dan berharap agar nyawa yang hilang dibayar dengan nyawa pula.

Peristiwa ini menjadi peringatan bagi semua pihak untuk lebih waspada terhadap tindakan tidak manusiawi yang bisa terjadi di lingkungan militer. Kejadian ini juga menunjukkan pentingnya transparansi dan perlindungan terhadap hak setiap individu, terutama dalam lingkungan yang seharusnya menjadi tempat untuk saling mendukung dan menjaga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *