Siswa Sekolah Bebas Bullying, SMP Unggulan Darul Hikam Bangun Kesadaran Bersama

Posted on

Menciptakan Sekolah yang Nyaman dan Berakhlak

Di lapangan Kampus SMP Unggulan Darul Hikam, Jalan Jakarta No. 34 Bandung, suasana berbeda terasa. Ratusan siswa berkumpul dengan semangat membara, bukan sekadar berkegiatan, melainkan mendeklarasikan komitmen bersama: menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman, unggul, berakhlak, dan bebas dari bullying.

Kegiatan ini merupakan bagian puncak dari program “Pelatihan Mindset dan Disiplin” yang dirancang khusus oleh SMP Unggulan Darul Hikam untuk membentuk karakter siswa yang tidak hanya cerdas secara akademik, tapi juga tangguh secara mental dan sosial.

“Jadi kegiatan ini sebenarnya adalah puncak dari proses pelatihan mindset disiplin hari ini,” ungkap Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Fikri Suhardi, saat ditemui di lokasi acara.

Menurut Fikri, pelatihan ini merupakan bagian dari skema pembinaan yang disusun secara menyeluruh, dimulai dari pelatihan keterampilan dasar, seperti manajemen waktu, hingga pembentukan mindset disiplin dan kesadaran sosial.

“Mula-mula anak-anak kita kasih skill-nya dulu, kalau masalah anak sekarang kan mungkin keterampilan mengatur waktu. Sebenarnya itu nggak begitu nyambung sama bullying ya, tapi justru itu lebih ke manajemen diri yang nantinya akan berdampak sama bagaimana dia menghadapi bullying,” tambahnya.

Program ini tidak bersifat satu arah, melainkan dirancang agar relevan dengan kondisi perkembangan masing-masing jenjang kelas. Siswa kelas 7 difokuskan pada pelatihan kemampuan dasar belajar dan konsentrasi, sedangkan kelas 8 dan 9 dibekali materi bertema “Growth Mindset”, untuk membangun harapan serta kedisiplinan dalam mengejar cita-cita.

“Nah untuk kelas 8 dan 9 itu terkait bagaimana dia mengelola belajar dan juga bisa meraih cita-citanya,” terang Fikri.

Acara puncak diisi dengan orasi reflektif dari perwakilan siswa, dilanjutkan dengan prosesi deklarasi dan penandatanganan komitmen bersama. Momen ini bukan sekadar simbolik, melainkan bentuk konkret dari kesadaran kolektif bahwa sekolah harus menjadi tempat yang aman dan suportif untuk tumbuh.

“Tentu tidak sebatas anak-anak dikumpulin, terus tiba-tiba mereka deklarasi. Tapi mereka juga ada orasi dulu, disadarkan dulu. Baru nanti ada tanda tangan bahwa mereka komitmen menjaga sekolah aman dari perundungan,” jelas Fikri.

Ia juga menegaskan bahwa deklarasi ini bukan berarti sekolah bebas sepenuhnya dari kasus perundungan, melainkan sebagai langkah pencegahan yang serius, serta cerminan dari tanggung jawab sekolah untuk menanganinya secara cepat dan tepat.

“Jadi anti perundungan ini bukan berarti sekolahnya nggak ada bullying yah. Tapi justru kita komitmen kalau ada kasus kita tanganin langsung,” tegas Fikri.

Sambutan positif pun datang dari para siswa, salah satunya Aliya Najma Zaakira, siswi kelas 9.3 yang menjadi orator dalam deklarasi tersebut.

Dalam penyampaianya, Aliya menyinggung bahwa perundungan sering dianggap sebagai cara untuk terlihat keren, padahal ada banyak jalan positif lainnya yang bisa diambil untuk menunjukkan jati diri.

“Remaja itu bukan punya pilihan perundungan untuk menjadi keren. Jadi pilihan kita bukan ngerundung agar kita terlihat keren, tapi cobalah kayak ikutin kegiatan-kegiatan positif,” tutur Aliya saat ditemui di sela-sela acara.

Dengan semangat yang ditanamkan melalui program ini, SMP Unggulan Darul Hikam menunjukkan komitmen progresif dalam membangun ekosistem pendidikan yang lebih sehat dan inklusif. Langkah ini diharapkan menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain untuk bergerak bersama dalam menghadirkan ruang aman bagi para pelajar Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *