Teka-Teki Kematian Arya Daru: Mantan Wakapolri Soroti Jendela Dicongkel dan Dua Teman yang Menghilang

Posted on

Penyelidikan Kematian Arya Daru Mengungkap Banyak Kejanggalan

Kasus kematian Arya Daru Pangayunan, seorang diplomat muda yang ditemukan tewas di kamar indekosnya, mulai menghadirkan banyak pertanyaan. Dari awal penemuan hingga penyelidikan berlangsung, beberapa hal mencurigakan mulai terkuak. Meski belum ada kesimpulan pasti, proses investigasi dilakukan secara ilmiah dan transparan oleh pihak berwajib.

Jendela Kamar yang Mencurigakan

Salah satu hal yang menarik perhatian adalah kejadian jendela kamar Arya Daru yang dicongkel. Menurut Oegroseno, mantan Wakapolri, istri korban, Meta Ayu Puspitantri meminta penjaga kos untuk membuka kamar suaminya secara paksa. Ia bahkan berjanji akan mengganti kerusakan jika terjadi. Saat jendela dibuka, posisi engsel dan kayu terlihat rusak. Oegroseno menyatakan bahwa penyidik bisa meminta analisis dari insinyur untuk mengetahui seberapa besar kerusakan tersebut. Hal ini menjadi salah satu aspek penting dalam penyelidikan.

Perjalanan Arya Daru Sebelum Kematian

Sebelum meninggal, Arya Daru sempat berbelanja bersama dua rekan kerjanya, Vara dan Dion, di Mal Grand Indonesia. Setelah itu, ia memesan taksi menuju Bandara Soekarno-Hatta. Namun, setelah berjalan sekitar 200–300 meter, Arya meminta sopir mengubah arah ke Gedung Kementerian Luar Negeri di Jakarta Pusat. Di lantai 12 gedung tersebut, ia berada selama sekitar satu jam 26 menit. Saat turun, tas belanjaannya tidak lagi terlihat. Polisi menemukan tas dan ransel Arya tertinggal di tangga darurat lantai yang sama.

Rekaman CCTV dan Pengawasan

Rekaman CCTV menunjukkan bahwa Arya sempat ditemani dua rekan kerja, yaitu Vara dan Dion, saat mengunjungi Grand Indonesia. Mereka berpisah setelah itu, dan Arya melanjutkan perjalanan sendiri. Polisi telah memeriksa kedua orang tersebut, namun masih belum mengungkap detail hubungan mereka dengan Arya. Meski begitu, pihak kepolisian tetap menjaga kerahasiaan informasi yang relevan.

Pendekatan Ilmiah dalam Penyelidikan

Proses penyelidikan kasus ini dilakukan dengan pendekatan multidisipliner. Para ahli dari berbagai bidang keahlian seperti psikologis, toksikologi, autopsi, dan sidik jari diberdayakan untuk membantu mengungkap kebenaran. Polda Metro Jaya menegaskan bahwa pendekatan scientific crime investigation diterapkan sebagai bagian dari komitmen dalam mengungkap kebenaran secara profesional dan transparan.

Barang Bukti yang Ditemukan

Polisi menyita sejumlah barang bukti sebanyak 103 item, termasuk gulungan lakban, kantong plastik, pakaian milik korban, serta obat-obatan seperti obat sakit kepala dan lambung. Sidik jari Arya Daru juga ditemukan pada permukaan lakban yang melilit kepalanya. Selain itu, 24 saksi sudah diperiksa, terbagi menjadi tiga klaster: rekan kerja, rekan kosan, dan keluarga. Namun, masih ada dua saksi yang belum hadir meskipun sudah diundang.

Rasa Duka Cita dari Pihak Berwajib

Polda Metro Jaya menyampaikan rasa duka cita mendalam kepada keluarga korban. Meski penyelidikan belum menemukan adanya tanda-tanda kejahatan pidana, kasus ini masih dalam proses pengusutan. Tidak ada kesimpulan dini bahwa kematian Arya Daru merupakan bunuh diri atau pembunuhan. Penyelidikan juga belum dinyatakan dihentikan atau dikenal SP3.

Kesimpulan

Kasus kematian Arya Daru semakin kompleks dengan munculnya berbagai kejanggalan. Dari jendela kamar yang dicongkel hingga perjalanan yang tidak biasa, semua aspek harus diteliti secara mendalam. Proses penyelidikan yang dilakukan secara ilmiah dan transparan menunjukkan komitmen pihak berwajib dalam mencari kebenaran. Meski belum ada hasil akhir, langkah-langkah yang diambil memberikan harapan bahwa kasus ini akan terungkap dengan jelas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *