Cara Mengurangi Risiko Kesehatan Saat Berkendara Jauh

Posted on

Pentingnya Mengelola Kelelahan Saat Berkendara Jarak Jauh

Mengemudi jarak jauh sering kali menjadi kebutuhan bagi banyak orang, baik untuk keperluan pekerjaan, perjalanan bisnis, maupun liburan. Namun, aktivitas ini juga membawa risiko kesehatan yang cukup serius jika tidak dikelola dengan baik. Kelelahan saat berkendara bisa memengaruhi konsentrasi dan kemampuan pengemudi dalam mengambil keputusan, yang berpotensi menyebabkan kecelakaan.

Menurut seorang ahli dari Departemen Kedokteran Kerja Rumah Sakit Umum Sengkang, kelelahan dapat ditandai oleh beberapa gejala seperti sering menguap, kesulitan menjaga mata tetap terbuka, serta penurunan fokus dan kewaspadaan. Kelelahan biasanya muncul setelah berkendara selama satu hingga dua jam secara terus-menerus. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan otak untuk tetap fokus, merespons dengan cepat, dan membuat keputusan yang tepat.

Tingkat kelelahan bervariasi pada setiap individu, tergantung pada kualitas tidur, kondisi psikologis, lingkungan sekitar, serta faktor lainnya. Dalam cuaca ekstrem, seperti panas yang sangat tinggi, kelelahan akan terasa lebih berat dan dapat memengaruhi kemampuan pengemudi dalam mengambil keputusan.

Dampak Negatif Mengemudi Jarak Jauh

Berkendara tanpa istirahat yang cukup, misalnya lebih dari 18 jam, dapat mengganggu fungsi otak. Pada kondisi ini, efeknya setara dengan kadar alkohol dalam darah sebesar 0,005 persen. Setelah 24 jam terjaga, kadar ini meningkat menjadi 0,10 persen, yang melebihi batas legal di beberapa negara.

Kelelahan akibat mengemudi dibagi menjadi dua jenis, yaitu kelelahan aktif dan kelelahan pasif. Kelelahan aktif terjadi saat menghadapi kondisi jalan sulit, seperti cuaca buruk atau lalu lintas padat. Sedangkan kelelahan pasif terjadi saat pengemudi tidak banyak bergerak, seperti ketika menggunakan cruise control di jalan tol. Keduanya sama-sama menguras tenaga mental, tetapi kelelahan pasif lebih sering menyebabkan rasa kantuk dan menurunkan performa berkendara.

Status psikologis seperti stres, kecemasan, atau kemarahan juga dapat mengganggu konsentrasi pengemudi. Selain itu, duduk dalam posisi yang tidak nyaman selama waktu lama dapat menyebabkan gangguan muskuloskeletal, seperti nyeri punggung. Pengemudi kendaraan berat sering mengalami getaran tubuh yang berulang, yang dapat menyebabkan kerusakan saraf, tulang belakang, dan pembuluh darah di tangan dan lengan.

Selain itu, pola makan dan istirahat yang tidak teratur selama perjalanan panjang dapat meningkatkan risiko penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, dan obesitas. Keterbatasan aktivitas fisik selama perjalanan menjadi salah satu penyebab utamanya.

Cara Mencegah Bahaya Mengemudi Jarak Jauh

Untuk menjaga kesehatan saat berkendara jarak jauh, penting bagi pengemudi untuk menjaga pola makan seimbang dan makan secara teratur. Siapkan camilan sehat seperti buah atau kacang tanpa garam saat akses makanan sulit. Konsumsi minimal dua liter air per hari dan simpan botol air dingin dalam kendaraan agar tetap terhidrasi. Dehidrasi dapat menyebabkan kelelahan, sakit kepala, dan menurunkan konsentrasi.

Luangkan waktu istirahat 5–10 menit setiap jam, terutama setelah menurunkan penumpang atau barang. Manfaatkan waktu tersebut untuk melakukan peregangan ringan dan berjalan agar sirkulasi darah lancar. Hindari mengemudi lebih dari 12 jam karena dapat meningkatkan risiko kelelahan dan gangguan kardiovaskular.

Jika tidak mungkin berhenti, lakukan latihan duduk sederhana seperti memutar leher, mengangkat bahu, dan meregangkan anggota tubuh bagian atas saat macet. Sesuaikan posisi kursi agar mendapatkan postur ergonomis, sehingga mengurangi ketegangan otot dan tulang. Dengan langkah-langkah ini, pengemudi dapat menjaga kesehatan dan keselamatan selama perjalanan jarak jauh.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *