Dampak Perang Thailand-Kamboja bagi Indonesia

Posted on

Perang di Perbatasan Thailand dan Kamboja Memicu Kekhawatiran Stabilitas Regional

Perang antara Thailand dan Kamboja meletus pada hari Jumat, 24 Juli 2025, dan berdampak signifikan terhadap stabilitas kawasan Asia Tenggara. Pada hari ketiga konflik, jumlah korban jiwa terus meningkat. Dari laporan yang diterima, sebanyak 32 orang dilaporkan tewas dari kedua belah pihak.

Kementerian Pertahanan Nasional Kamboja melaporkan adanya tujuh warga sipil dan lima tentara mereka yang gugur dalam serangan roket Thailand ke sebuah pagoda tempat berlindung. Sementara itu, otoritas Thailand menyebutkan bahwa 13 warga sipil, termasuk anak-anak, serta enam personel militer turut menjadi korban. Selain itu, sedikitnya 59 orang lainnya, terdiri dari 29 tentara dan 30 warga sipil Thailand, mengalami luka-luka akibat serangan dari Kamboja.

Sejumlah besar penduduk juga terpaksa dievakuasi. Sekitar 138 ribu warga Thailand telah dievakuasi dari wilayah perbatasan, dengan pemerintah membuka lebih dari 300 pusat pengungsian. Di sisi lain, otoritas Kamboja melaporkan lebih dari 20 ribu penduduk Provinsi Preah Vihear meninggalkan rumah mereka untuk menghindari dampak pertempuran.

Pemerintah Thailand telah menetapkan status darurat militer di delapan distrik perbatasan sejak Jumat lalu. Hal ini menunjukkan tingkat kekhawatiran yang sangat tinggi terhadap situasi yang berkembang.

Tanggung Jawab Indonesia dalam Menjaga Stabilitas Kawasan

Anggota Komisi I DPR, Dave Akbarshah Fikarno, menilai bahwa Pemerintah Indonesia harus mendorong perang Thailand-Kamboja ke ruang diplomasi. Politikus Partai Golkar ini menyarankan agar dialog dilakukan melalui ASEAN sebagai bentuk upaya damai. Dave menegaskan bahwa Indonesia memiliki peran penting dalam memfasilitasi diskusi antara kedua negara tetangga.

“Indonesia perlu menggunakan semua forum yang ada,” ujar Dave melalui keterangan video. Ia juga menyebut bahwa pemerintah telah berkomunikasi dengan Malaysia, selaku Ketua ASEAN tahun ini, untuk membahas upaya perdamaian.

Amelia Anggraini, anggota Komisi I DPR dari Partai NasDem, juga meminta Pemerintah Indonesia membuka dialog dalam menyikapi perang Thailand-Kamboja. Ia menekankan pentingnya menjaga stabilitas kawasan Asia Tenggara sebagai aset strategis bagi pembangunan nasional dan keamanan negara.

Sukamta, Wakil Ketua Komisi I dari Partai Keadilan Sejahtera, menilai perang Thailand-Kamboja berpotensi mengganggu stabilitas kawasan ASEAN. Ia berharap pemerintah Indonesia proaktif dalam mendorong proses perdamaian antara Thailand dan Kamboja, baik melalui hubungan diplomatik maupun melalui kerangka ASEAN.

Penilaian Ahli tentang Dampak Konflik

Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Andrew Wiguna Mantong, menilai konflik ini menunjukkan lemahnya kapasitas ASEAN dalam merespons krisis di wilayahnya sendiri. Ia menyatakan bahwa konflik perbatasan antara Thailand dan Kamboja saat ini memiliki dampak serius terhadap stabilitas kawasan Asia Tenggara.

Dosen hubungan internasional dari Universitas Padjajaran, Teuku Rezasyah, mengingatkan bahwa konflik tersebut dapat menyeret Indonesia secara tidak langsung. Ia menyoroti potensi dampak perang pada pergerakan logistik dan senjata melewati jalur maritim Indonesia tanpa terdeteksi.

Sukamta juga menilai bahwa Indonesia tidak akan terdampak secara langsung perang Thailand dan Kamboja. Namun, ia menegaskan bahwa konflik yang membesar berpotensi menimbulkan kerentanan, seperti hadirnya pengungsi atau perdagangan senjata melalui wilayah negara ketiga.

Peran Pemerintah Indonesia dalam Menjaga Keamanan WNI

Belum ada keterangan resmi dari pemerintah soal upaya mendorong dialog perang Thailand dan Kamboja. Kementerian Luar Negeri RI menyatakan bahwa pemerintah terus memantau perkembangan di perbatasan antara Thailand dan Kamboja. Kemlu meyakini bahwa kedua negara tetangga akan segera kembali menempuh cara-cara damai untuk menyelesaikan perbedaan mereka sesuai dengan prinsip-prinsip yang tercantum dalam Piagam ASEAN dan Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama.

Menteri Sekretaris Negera Prasetyo Hadi mengharapkan eskalasi konflik perang Thailand dan Kamboja tidak meningkat. Namun, ia menolak berkomentar mengenai keputusan politik kedua negara terlibat perang. Pemerintah fokus pada penyelamatan WNI di Thailand.

“Itu (perang Thailand dan Kamboja) berdampak secara global termasuk akan berdampak ke negara kita. Yang paling penting memastikan warga negara kita di sana aman,” kata Prasetyo di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pada Jumat, 25 Juli 2025.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *