8 Frasa Rahasia Orang Pasif-Agresif yang Merusak Kepercayaan Dirimu

Posted on

Mengenali Perilaku Pasif-Agresif dan Cara Menghadapinya

Orang-orang dengan sifat pasif-agresif tidak selalu menunjukkan kemarahan secara terbuka. Sebaliknya, mereka sering menyampaikan kritik atau sindiran melalui komentar yang terdengar biasa saja, tetapi memiliki makna tersembunyi yang bisa menyakiti perasaan. Perilaku ini bisa sangat membingungkan karena tampak netral atau bahkan ramah, namun pada akhirnya merusak kepercayaan diri dan hubungan.

Menurut American Psychological Association (APA), perilaku pasif-agresif adalah bentuk agresi yang disembunyikan di balik sikap sopan dan netral. Ini seperti mengirimkan pesan berbahaya dalam bungkusan yang terlihat manis. Berikut delapan frasa umum yang digunakan oleh orang pasif-agresif untuk menyerang tanpa langsung mengatakan hal tersebut, serta cara menghadapinya dengan tenang dan efektif.

1. “Aku cuma bercanda, kok”

Sarkasme bisa terdengar lucu, tetapi juga bisa menjadi alat untuk menyakiti. Penelitian menunjukkan bahwa lelucon yang bersifat merendahkan sering kali digunakan sebagai bentuk penghinaan terselubung. Ketika disampaikan sebagai candaan, kritik bisa jadi lebih sulit ditolak.

Untuk menjawab, gunakan respons yang tegas tapi tenang:
“Kalau memang itu candaan, tetap saja terdengar menyindir. Lebih baik kita saling menghormati.”

Dengan demikian, kamu menegaskan batasan tanpa memicu konfrontasi.

2. “Tidak bermaksud menyinggung, tapi…”

Frasa ini terdengar seperti pembuka yang baik, padahal isinya bisa sangat menyakitkan. Ini mirip dengan melemparkan batu lalu memberikan es batu. Studi dari Harvard menunjukkan bahwa pujian tidak langsung atau backhanded compliments justru membuat si pemberi komentar terlihat buruk.

Cara terbaik untuk merespons adalah dengan mengatakan:
“Kalau memang ada masukan, sampaikan saja langsung. Tidak perlu dibungkus dengan penyangkalan.”

Jawaban ini mengarahkan percakapan ke arah yang jelas dan langsung.

3. “Kamu terlalu sensitif”

Ini bukan hanya menyalahkan emosi kamu, tetapi juga mencoba mengubah realitas. Dalam psikologi, ini disebut gaslighting—sebuah bentuk manipulasi emosional yang membuat seseorang meragukan persepsi dan perasaannya sendiri.

Jika kamu mendengar ini, ingatlah:
“Aku berhak merasakan apa yang aku rasakan. Tolong jangan bicara seperti itu lagi.”

Fokus pada batasan, bukan pada debat tentang perasaan.

4. “Kalau kamu bilang begitu”

Frasa ini terdengar netral, tapi sebenarnya penuh sindiran. Kadang dikatakan dengan nada datar atau mengangkat bahu, seolah-olah mempertanyakan keputusan atau kompetensi kamu.

Respons yang tepat adalah dengan percaya diri:
“Ya, aku memang bilang begitu dan ini alasannya.”

Dengan menjelaskan keputusanmu, kamu mengubah subteks menjadi teks, sehingga permainan mereka kehilangan kekuatan.

5. “Kupikir kamu tahu”

Frasa ini sering muncul saat ada miskomunikasi. Namun, jika digunakan terlalu sering, bisa menjadi cara untuk membuat kamu merasa tidak kompeten.

Cara mengatasinya adalah dengan sistem, bukan emosi:
“Lain kali, ayo kita tulis dengan jelas: siapa yang melakukan apa, dan kapan.”

Kejelasan adalah kunci untuk membangun kepercayaan diri.

6. “Tenang aja”

Frasa ini justru membuat emosi kamu terasa seperti masalah. Alih-alih mengatakan “tenang aja”, cobalah:
“Aku akan tenang kalau merasa didengarkan. Begini maksudku…”

Fokus pada inti masalah, bukan pada nada suara.

7. “Aku cuma mau bantu, kok”

Bantuan yang tidak diminta, terutama jika disertai nada menggurui, bukanlah bantuan. Itu justru bentuk kontrol berkedok perhatian.

Jawaban yang efektif adalah:
“Kalau aku butuh bantuan, aku akan minta. Kalau ada masukan, sampaikan langsung.”

Dengan demikian, kamu tetap menjaga kendali tanpa menutup pintu kerja sama.

8. “Semua orang juga bilang…”

Ini adalah cara untuk menyembunyikan kritik di balik “orang lain”. Untuk menjawabnya, katakan:
“Coba sebut satu orang dan masalah spesifiknya, supaya bisa dibicarakan.”

Jika mereka tidak bisa menjawab, berarti tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Frasa-frasa pasif-agresif mungkin terdengar ringan, tetapi dampaknya bisa dalam. Dengan mengenalinya, kamu bisa membatasi pengaruhnya dan tetap menjaga harga diri. Kuncinya adalah tetap tenang, jelas, dan jangan biarkan agresi tersembunyi mengganggu keseimbangan emosimu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *