No Other Land
Benar-benar pantas mendapatkan Oscar dalam kategori Film Dokumenter Terbaik. Film tersebut berfungsi dengan baik sebagai sebuah karya pengedukasi. Melalui film ini, dunia menjadi menyadari bahwa Israel telah melaksanakan banyak pelanggaran HAM selama bertahun-tahun di wilayah diduduki oleh Palestina yang bukan merupakan area otoritas Hamas, seperti Tepi Barat.
Jika kamu mencari inspirasi atau pemahaman baru dari lokasi yang tak dapat kamu capai, lima film berikut ini mungkin bisa menjadi pilihan.
No Other Land,
siapkan diri untuk terganggu dan tersentuh ketika diberikan data dari lapangan.
1. Semua Pegunungan Memberikan (2025)
All the Mountains Give
adalah film dokumenter baru yang sedang tayang dalam beberapa festival pada awal 2025. Sutradara Arash Rakhsha membuat film ini dengan mengikuti aktivitas dua pemuda yang sehari-hari bekerja menyelundupkan barang di perbatasan Iran-Irak. Berasal dari etnik Kurdi, film ini bakal membuka mata penonton soal warisan perang, diskriminasi ras, dan ketimpangan ekonomi di wilayah itu. Balada penyelundup Kurdi di wilayah perbatasan itu sebenarnya pernah disenggol Bahman Ghobadi dalam film
A Time for Drunken Horses
(2000).
2. Cow (2021)
Cow
merupakan dokumenter tanpa dialog yang sangat memukau. Diproduksi oleh Andrea Arnold yang terkenal melalui
film-film
kitchen sink realism
Miliknya, Anda akan diajak untuk menyaksikan kehidupan seekor sapi perempuan di suatu peternakan yang ada di Inggris. Arnold memperkenalkan kepada kita sang sapi ketika sedang mengandung. Tidak lama setelah itu, ia melahirkan, namun harus terpisah dengan anaknya tersebut, serta susu hasil pemerahan dikumpulkan. Proses ini berlangsung berkali-kali hingga akhirnya ternak tempat sapinya bekerja menolak diri untuk tetap memelihara sapi tersebut.
3. The Battle For Laikipia (2024)
Berlatar Kenya,
The Battle For Laikipia
mengekspos konflik lahan yang melibatkan penduduk nomaden dengan pemilik peternakan. Suku nomaden Samburu adalah penduduk pribumi yang bertahan hidup dengan memanfaatkan lahan yang ada. Masalahnya, aktivitas mereka dianggap mengganggu pemilik peternakan dan petani yang merupakan keturunan pendatang Eropa. Sejarah kolonial dan pertentangan budaya membuat konflik ini tak sesederhana kelihatannya.
4. Selamat Datang di Chechnya (2020)
Memenangkan puluhan penghargaan sepanjang 2020,
Welcome to Chechnya
Merupakan sebuah dokumenter yang membongkar penindasan terhadap komunitas LGBTQ+, yang diperbolehkan oleh pemerintah Rusia, khususnya di wilayah Chechnya. Dokumenter ini melacak usaha beberapa organisasi nirlaba dalam pembebasan dan penyelamatan korban-korban tersebut. Untuk menjaga keselamatan para survivor dan saksi-saksi, pembuat film menerapkan teknologi artificial intelligence guna menyembunyikan wajah serta merubah nada suara dari individu-individu yang terlibat.
5. Sugarcane (2024)
Diperkenalkan pertama kali di Sundance Film Festival dan mendapat nominasi Oscar 2025,
Sugarcane
adalah salah satu karya krusial rilisan
National Geographic
Pada kesempatan kali ini, penonton akan dibawa untuk mengungkap suatu bencana yang dialami oleh masyarakat asli Kanada. Bencana tersebut sangat berhubungan dengan sistem pendidikan serta usaha penyamaratakan budaya masyarakat asli oleh imigran dari Eropa di negara tersebut. Hal ini tanpa diketahui sebelumnya telah membentuk luka intergenerasional.
Dokumenter sebenarnya adalah suatu metode visual yang patut untuk dihargai. Data-data faktualnya memiliki pengaruh signifikan terhadap perubahan pandangan orang-orang yang tidak secara langsung berhubungan dengan masalah yang disampaikan. Di antara lima film tersebut,
dokumenter
Di antara pilihan tersebut, manakah yang menarik perhatianmu?