5 Faktor RI Jadi Negara Maju, Ray Dalio Ungkap di Hadapan Prabowo – Konglomerat

Posted on

Investor kawakan global Ray Dalio mengungkap sejumlah tantangan yang perlu diatasi Indonesia untuk bisa meningkat dari negara berkembang menjadi negara maju. Tantangan tersebut diungkap Ray dalam pertemuan dengan Prabowo dan sejumlah konglomerat di Istana Negara, Jumat (7/3) lalu.

Dalam pertemuan tersebut, Ray mengatakan untuk bisa menjadi negara maju Indonesia harus bisa memperbaiki tata kelola birokrasi, dan kemampuan menciptakan modal. Hal lain yang menurut Ray penting adalah kemudahan untuk berbisnis dan berwirausaha, serta strategi memberantas korupsi.

“Di beberapa negara, yang saya menyaksikan transisi itu terjadi, saya tahu arti penting seorang pemimpin yang mampu mengambil kendali, dan membuat reformasi yang sangat sulit untuk mengatasi tantangan,” ujar Ray Dalio saat berbicara di Istana Kepresidenan.

Dalam pertemuan yang dihadiri kabinet Merah Putih, Dewan Ekonomi Nasional dan sejumlah konglomerat itu, Ray menyatakan keyakinannya tentang potensi Indonesia menjadi negara maju. Ia mengatakan siap membantu Indonesia dalam memberikan gagasan dan sumbangan pemikiran berdasarkan pengalamannya,


Baca juga:

  • Aturan Uang Pesangon Karyawan Kena PHK 2025, Begini Cara Hitung Pembayaran
  • Investor Asing Mulai Banjiri Pasar Keuangan, Beli Neto Tembus Rp 8,9 T Sepekan
  • Daftar 10 Saham yang Ramai Diburu saat IHSG Naik 5,8% Sepekan, BBRI-BBCA Teratas

“Saya tidak di sini untuk uang, saya telah menghasilkan yang dan saya memberikan lebih banyak. Saya di sini untuk mendapatkan inspirasi dari itu dan saya bisa membantu karena Indonesia punya potensi dan saya ingin berkontribusi (mengoptimalkan potensi) itu,” ujar Ray.

Selain jajaran kabinet merah putih, pertemuan hari itu juga dihadiri jajaran petinggi Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara. Mereka adalah Kepala Danantara Rosan P. Roeslani, Kepala Pelaksana Bidang Investasi (CIO) Danantara Pandu Sjahrir, dan Kepala Pelaksana Bidang Operasi (COO) Danantara Dony Oskaria.

Dalam ruangan yang sama, ada juga Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Novyan Bakrie, dan beberapa konglomerat Indonesia seperti Andi Syamsuddin Arsyad atau Haji Isam, Tomy Winata, Chairul Tanjung, Hashim Djojohadikusumo, James Riady, Prajogo Pangestu, Garibaldi Thohir atau Boy Thohir, Sugianto Kusuma atau Aguan, Hilmi Panigoro, Franky Oesman Widjaja, dan Anthony Salim.

Lalu apa saja tantangan dan faktor yang menurut Ray Dalio perlu dioptimalkan agar Indonesia bisa tumbuh menjadi negara maju?

Faktor Penentu Indonesia Bisa Jadi Negara Maju Menurut Ray Dalio

Dalam pertemuan dengan Prabowo, Ray Dalio yang merupakan pendiri Bridgewater Associates, mengungkapkan lima faktor utama yang menentukan apakah suatu negara bisa menjadi negara maju. Dalam pertemuan yang juga dihadiri para konglomerat itu, ia menjelaskan bagaimana pola perubahan tatanan dunia sepanjang sejarah memberikan wawasan mengenai faktor-faktor tersebut.

Faktor Uang, Utang, dan Pasar

Dalio menekankan bahwa uang dan utang memiliki siklus tersendiri yang mempengaruhi seluruh aspek ekonomi. Menurut Dalio kedua hal ini berkaitan satu sama salin.

“Ada siklus uang adalah utang dan utang adalah uang, dan ada siklus utang yang terjadi dan itu mempengaruhi segala hal karena uang adalah daya beli,” ujar Ray.

Pada kesempatan itu ia menjelaskan bahwa daya beli suatu negara bergantung pada kredit dan cara penggunaannya. Atas dasar itu ia menilai perlu adanya perhatian terhadap siklus uang dan utang yang berulang sepanjang sejarah.

Faktor Konflik Internal dalam Suatu Negara

Faktor kedua yang disebut Dalio adalah konflik internal antara kelompok politik yang saling berseberangan. Ia menyoroti bahwa fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di banyak negara, termasuk Amerika Serikat.

Dalio mengatakan pentingnya kemampuan dalam mengelola konflik. “Adanya perbedaaan yang tak dapat direkonsiliasi sehingga ini menjadi perang. tidak lagi kolaborasi dan kerja sama. dan tidak lagi ada kompromi di dalamnya,” ujar Ray Dalio lagi.

Menurut Ray, konflik yang tak bisa diatasi akan berdampak langsung pada kebijakan pajak, sistem pemerintahan, dan tatanan sosial negara. Konflik bisa berpengaruh terhadap pajak, dan mempengaruhi keberlangsungan negara.

Faktor Perubahan dalam Perang Geopolitik

Dalio menjelaskan bahwa sepanjang sejarah, selalu ada kekuatan baru yang menantang kekuatan lama dalam menentukan tatanan dunia. Setelah perang besar, tatanan baru akan terbentuk. Ia mencontohkan bagaimana Perang Dunia II pada 1945 membentuk dunia yang kita kenal saat ini.

Menurut Dalio, dunia saat ini sedang bergerak dari multilateralisme dan multinasionalisme menuju unilateralisme. Situasi ini akan membuat negara-negara lebih fokus pada kepentingan masing-masing dengan kerja sama yang semakin berkurang.

Faktor Dampak Bencana Alam

Menurut Dalio, bencana alam seperti kekeringan, banjir, dan pandemi memiliki pengaruh besar terhadap stabilitas suatu negara.Ia menegaskan bahwa dampak bencana terhadap ekonomi dan kehidupan sosial kini lebih signifikan dibandingkan masa lalu.

“Bencana alam telah membunuh lebih banyak orang dan meruntuhkan lebih banyak tatanan dibandingkan perang,” katanya.

Faktor Kemajuan Teknologi dan Inovasi

Faktor terakhir yang sangat menentukan adalah inovasi teknologi. Dalio meyakini bahwa kecerdasan buatan (AI) adalah penemuan teknologi paling kuat saat ini karena berpengaruh pada hampir semua aspek kehidupan, mulai dari dunia medis hingga pemerintahan.

“Teknologi menentukan arah peradaban dan mempengaruhi cara kita bekerja serta berinteraksi,” ujar Dalio lagi.

Kelima faktor ini, menurut Dalio, bekerja secara bersamaan untuk membentuk pola perubahan dalam tatanan dunia. Ia mengungkapkan optimismenya terhadap potensi Indonesia dan menegaskan bahwa kunci utama adalah bagaimana negara ini mampu mengatasi tantangan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *