16.731 Warga Bangka Selatan Positif PTM, Mayoritas Usia Produktif

Posted on

Penyakit Tidak Menular Mengancam Generasi Muda di Kabupaten Bangka Selatan

Pengidap Penyakit Tidak Menular (PTM) di Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mencapai angka yang cukup mengkhawatirkan. Data menunjukkan bahwa sebanyak 16.731 warga terdeteksi mengidap PTM selama periode Januari hingga Juni 2025. Angka ini diperoleh dari hasil skrining yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana setempat.

PTM tidak disebabkan oleh infeksi kuman, virus, atau bakteri. Sebaliknya, penyakit ini lebih sering dipicu oleh perilaku dan gaya hidup masyarakat. Hal ini membuat risiko kematian yang tinggi jika tidak segera ditangani. Salah satu perwakilan dari dinas tersebut, Slamet Wahidin, menyatakan bahwa kejadian PTM yang awalnya banyak dialami oleh lansia kini mulai berpindah ke kalangan usia produktif, termasuk anak-anak hingga dewasa.

“Sekarang banyak anak-anak muda sudah menderita PTM di usia muda,” ujar Slamet kepada media lokal. Ia menjelaskan bahwa PTM sering disebut sebagai silent killer karena tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Namun, jika penyakit ini sudah parah, bisa menyebabkan komplikasi serius yang berpotensi mengancam nyawa.

Dari total pengidap PTM, ada tujuh jenis penyakit yang paling umum terdeteksi. Hipertensi menjadi penyakit dengan jumlah kasus terbanyak, yaitu sebanyak 13.153 kasus. Disusul oleh diabetes melitus (DM) dengan 1.960 kasus, obesitas sebanyak 1.580 kasus, serta penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dengan 19 kasus. Sementara itu, penyakit jantung koroner tercatat 11 kasus, stroke lima kasus, dan kanker tiga kasus.

Slamet menjelaskan bahwa hipertensi, DM, dan obesitas tetap menjadi penyakit yang paling dominan dalam data skrining semester pertama tahun ini. Penyebab utama dari PTM adalah pola hidup yang tidak sehat, seperti konsumsi gula, garam, dan lemak yang berlebihan. Ketiga bahan ini, yang dikenal dengan istilah GGL, harus dikontrol agar tidak memicu penyakit tidak menular.

Aturan konsumsi GGL yang direkomendasikan antara lain:
– Garam maksimal satu sendok teh per hari.
– Gula maksimal empat sendok per hari.
– Lemak maksimal lima sendok per hari.

Selain itu, kurangnya aktivitas fisik juga menjadi faktor utama yang menyebabkan peningkatan kasus obesitas. Hal ini dapat memicu munculnya berbagai penyakit lain serta komplikasi yang berbahaya. Penyakit seperti stroke, jantung koroner, dan diabetes melitus memiliki risiko kematian yang tinggi. Misalnya, stroke biasanya dimulai dari tekanan darah tinggi, sedangkan jantung koroner sering berkaitan dengan kolesterol tinggi dan makanan berlemak.

Meski begitu, masih banyak masyarakat yang belum terdiagnosis karena kurangnya kesadaran akan PTM dan akses layanan kesehatan yang terbatas. Meskipun PTM tidak bisa disembuhkan sepenuhnya, penyakit ini bisa dikendalikan untuk mencegah komplikasi yang berbahaya. Masyarakat disarankan memanfaatkan layanan kesehatan di puskesmas untuk pencegahan dini.

Slamet menyarankan agar setiap individu melakukan skrining kesehatan minimal sekali setahun, terutama bagi mereka yang berusia 15 tahun hingga lanjut usia. Hal ini penting untuk mendeteksi dini dan mencegah perkembangan penyakit yang lebih parah.